Sebelum memutuskan untuk menjalani HS, saya dan pak suami sudah jungkir balik baca berbagai macam referensi tentang homeschooling. Sempat ikut beberapa seminar dan workshop juga, baik yang gratis maupun berbayar. Cerita lengkapnya ada di tulisan 'Memulai Homeschooling'
Setelah dipikir-pikir, “Duh, kebanyakan teori nanti malah nggak jalan.” Akhirnya ya nekat lah kami mulai HS. Tentu saja dengan persetujuan mas Zinan ya karena kan dia yang nanti bakal jadi kelinci percobaan.
Perjalanan satu tahun menjalani homeschooling
Alhamdulillah bulan Juni kemarin mas Zinan bagi raport dan naik ke kelas 2. Lalu bagaimana nih rasanya setelah menjalani HS selama satu tahun? Yang jelas sih lega dan bangga karena bisa bertahan selama setahun penuh walaupun penuh rintangan.
Apa saja suka dukanya?
Suka
- Saya jadi lebih dekat dengan mas Zinan. Kami jadi lebih sering ngobrol dan diskusi.
- Perkembangan akademis dan non akademis bisa dipantau setiap hari.
- Saya jadi lebih mengenal kepribadian mas Zinan, terutama ketika belajar. Saya jadi tahu tanda-tanda dia sedang bad mood atau semangat belajar.
- Mas Zinan belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatan dia.
- Waktu belajar dan materi yang akan dibahas fleksibel.
Duka
- Belum terbiasa dengan suasana belajar HS sehingga kadang mas Zinan menganggapnya sebagai main-main saja.
- Beberapa kali mood belajarnya mas Zinan menurun dan kebablasan. Sampai pernah seminggu penuh kami tidak belajar apapun.
- Saya sendiri masih trial and error cara belajar mas Zinan yang paling efektif dan nyaman untuk dia. Jadi terkadang ada kalanya (haiya) saya kurang tepat. Sometimes it was a hit, but other time it was a miss.
- Ketika saya capek dan mas Zinan mood-nya lagi nggak asyik, saya suka kehilangan kesabaran dan marah.
- Harus pintar membujuk rayu mas Zinan untuk melakukan beberapa aktivitas, salah satunya menulis.
Bahan Ajar yang seru dan interaktif agar belajar semakin fun
Selain materi dari buku tematik Kurikulum 13, saya juga sangat terbantu dengan bahan ajar dari beberapa website online seperti Twinkl, Baamboozle, Wordwall, dan Blooket. Sebagian besar bahan ajarnya dalam bahasa Inggris, tetapi ada juga kok bahan ajar Bahasa Indonesia dan cukup lengkap.Salah satu bahan ajar Twinkl yang cukup sering saya pakai adalah bahan ajar matematika. Di kelas 1 kemarin, mas Zinan belajar penjumlahan. Ini dia salah satu worksheet yang saya pakai. Jadi lewat worksheet ini, mas Zinan belajar berhitung penjumlahan dan pengurangan. Nah serunya mas Zinan juga tertantang untuk memecahkan gambar rahasia.
Worksheet ini juga bantu mas Zinan belajar beberapa kosakata bahasa Inggris.
Nah kalau di Wordwall, Baamboozle, dan Blooket, ini modelnya tuh gamifying activity. Jadi aktivitasnya dibuat seperti bermain game online. Wah kalau ini mas Zinan senang banget. Kebanyakan memang game-nya dalam bahasa Inggris. Tapi ada juga kok yang dibuat dalam bahasa Indonesia dan bahkan bahasa asing lainnya.
Nah kalau di Wordwall, Baamboozle, dan Blooket, ini modelnya tuh gamifying activity. Jadi aktivitasnya dibuat seperti bermain game online. Wah kalau ini mas Zinan senang banget. Kebanyakan memang game-nya dalam bahasa Inggris. Tapi ada juga kok yang dibuat dalam bahasa Indonesia dan bahkan bahasa asing lainnya.
Salah satu materi pembelajaran yang saya buat di Wordwall untuk SD Kelas 1 |
Selain itu, saya juga menggunakan homeschool planner printable untuk mengatur jadwal belajar dan rutinitas mas Zinan. Yang ini saya bikin sendiri. Nanti ya kapan-kapan saya tulis.
Hal terberat selama menjalani homeschooling
Hal terberat yang saya hadapi selama setahun membersamai mas Zinan HS adalah kesabaran dan manajemen waktu. Aduuh, saya merasa stok sabar saya kurang banyak dan sering emosi. Huhuhu. Kalau kata pak suami sih saya tuh burnout karena beban di rumah overload.Buat para orang tua yang ingin menjalankan homeschooling, percayalah, HS itu tidak semudah dan seindah yang dibayangkan. Perlu ada komunikasi yang kuat antar orang tua dan anak. Persiapan yang matang juga penting agar eksekusinya lancar.
Lalu apakah saya menyesal? Tentu tidak dong. Terlepas dari rasa lelah dan emosi yang terkuras saat menjalani homeschooling, perkembangan mas Zinan sesuai dengan pencapaian kompetensi. Hal ini yang terus menyemangati saya untuk terus belajar.
***
Sekian dulu #ceritahomeschooling mas Zinan.
Doakan saya dan mas Zinan tetap semangat ya! Oya kalau moms dan dads punya masukan dan tips seputar homeschooling, boleh banget di-share di kolom komentar ya!
Anak yang homeschooling pastinya ibunya hebat karena telaten. Dan sabar banget. Kalo aku pasti udh skip hiks
BalasHapusSemoga stok sabar saya gak habis-habis. Aamiin.
HapusJadi tau nih kalau melakukan homeshooling apa saja persiapannya..ini bermanfaat banget karena ponakan ada rencana mau di home sholingkan oleh kedua ortunya
BalasHapusKudoain istiqamah yaaa jeng.
BalasHapusAnw kalo HS memang se-be-rat ituuuh perjuangannya, gak semua mommy and daddy kuat loh! Bukan hanya fisik tapi juta psikis - huhuhuu
semangaaaat!
Seru ya mendampingi anak HS, aku dampingi anakku HS dua orang, anak pertama dan anak ke empat. Tapi kemudian setelah bisa baca tulis, dll, aku masukkan ke sekolah biasa
BalasHapusSampai saat ini sih saya masih mau lanjut HS karena mas Zinan baca tulisnya belum begitu lancar. Tetapi tidak menutup kemungkinan mas Zinan akan pindah ke sekolah umum kalau memang dia mau.
HapusNggak kuat aku homeschooling. Pengalaman belajar dari rumah selama 2,5 thn saat pandemi itu aja udah cukuplah rempongnya wkwkw. Salut sama mama2 yg mau dampingin anaknya homeschooling. Terutama soal disiplin belajarnya karena emang bener anak jadi susah disiplin kayak bangun siang, belajar sambil main game, & ga mau belajar karena ga mood.
BalasHapusAlhamdulillah mas Zinan kalau soal bangun pagi sih disiplin karena barengan sama solat subuh. Main game juga nggak. Yang susah itu kalau lagi nggak mood. Hahaha. Tapi saya pikir di sekolah umum pun mungkin anak-anak juga ada suatu waktu dimana mereka nggak mood tapi mau nggak mau tetap harus belajar.
HapusSalut buat orang yang telaten dan tekun membersamai anaknya HS. Stok sabarnya harus berlipat, Anakku aja kalau sendirian nggak mau ngerjain task. Kalau ngerjain pun suka lama. Tapi kalau di kelas ada miss sama teman-temannya, semua mau dikerjain sendiri dan cepat. Makanya berkaca kalau HS di rumah dan kondisi anak berbeda dengan kalau sekolah, orang tua emang kudu punya stok sabar yang luas.
BalasHapusSenang jika ada yang bisa konsisten seperti ini
BalasHapusSaya jadi pelan pelan mengikuti karena pada dasarnya anak senang belajar dengan orang tuanya jika disambut dengan bahagia
Sungguh keren, kak Tya..
BalasHapusDengan kesibukan kak Tya sebagai senior teacher di lembaga Bahasa Inggris ternama tapi tetap memegang anak-anak untuk belajar sendiri di rumah.
Meski ada panduannya, namanya homeschooling tuh gak semudah itu. Aku pernah menerapkan HS saat anak-anak pra-sekolah dan aku nyerah.
Huhu...seneng seneng senep gitu rasanya kak Tya.
Jadi,
Tetap semangat untuk kak Tya dan mas Zinan.
Semoga dilimpahkan kemudahan dan keberkahan dalam menggali ilmu Allah.
Waah.. Sejak berusaha ngajarin anak selama Pandemi kemarin jadi ngerasa anak2 yang HS tuh orangtuanya keren banget. Sabar, kreatif, dan observatif banget. Bener2 harus bisa "membaca" anak 👏🏻
BalasHapusSaya belum sampai di level sekeren itu sih kak. Soalnya kadang muncul tanduknya kalau sudah kehilangan kesabaran. Hihihi.
HapusIni tahun pertama kami ikut PKBM. Deg-degan tapi kayak berasa main-main aja gitu karena hanya memilih kegiatan sesuai minat anak. Sometimes I ask myself, am I right? Nih anak udah belajar apa belum ya? Hahaha ...
BalasHapusHahaha I feel you mbak. Ini aja anaknya seminggu lagi ngadat belajar lagi karena mendadak terobsesi sama bikin pesawat kertas. Yowis lah itung-itung masuk kurikulum STEAM. Pelajaran yang K13 dari PKBM-nya ditunda dulu. Salam semangaaat!
HapusKagum aku dengan orang tua yang memilih HS dan berhasil. Aku sendiri ragu bakal bisa mengajari anak dengan benar kalo memilih HS mba. Sadar diri Krn aku tipe yg ga bisa mengajari dan lebih2 ga sabaran. Kasian si anak kalo aku paksa utk ngikutin caraku atau kalo emosiku jadi pendek Krn mereka ga paham caraku mengajar :(. Makanya utk skr LBH memilih sekolah biasa deh. Ga mudah memang HS, makanya angkat topi untuk semua orangtua yg memilih itu.
BalasHapushoreee udah setahun setengah yaa berarti HS-nya
BalasHapuskalau aku baru 1 semester. Pantauan selama ini yang menantang saat anak enggak mau ngerjakan yang udah kita siapkan. Tapi kalau dipikir ya mungkin ia belum tertarik, ia sedang tertarik hal lain yang sebenarnya itu proses belajar juga. Alhamdulillah yang penting happy homeschooling.
Belum berpengalaman menjalankan homeschooling, tapi setuju bahwa memilih ini yang kata orang enak hanya karena bisa belajar di rumah, di mana saja tuh gak pernah mudah. Ada saja tantangannya
BalasHapusSenengnya ketemu tulisan Mba ini, saya baru akan mulai HS, Mba, sembari belajar dari para orangtua yang sudah mulai lebih dulu. Oh iya Mba, saya tunggu tulisan tentang HS Planner ya Mba..
BalasHapuspertama kali nyusun materi home schooling pasti banyak trial and errornya sih. Tapi setelah setahun jadi lebih gampang kan, apalagi mbak udah mulai bisa melihat kebiasaan mas Zinan saat belajar jadi lebih paham apa yang dibutuhkan dalam pembalajarannya. Semangat terus ya mbak dengan Home Schoolingnya.
BalasHapus