Dulu waktu mas Deniz dan Zinan masih bayi, dalam sehari aku bisa pumping sampai 1000ml lebih dalam sehari (ya, waktu itu mereka aku tinggal bekerja dan minum ASIP, direct BF-nya pas aku di rumah). Kalau anak ketiga karena pandemi dan di rumah aja, aku belum pernah pumping sampai nyetok di freezer karena full DBF.

ASI cukup nggak ya?

Salah satu kekuatiran yang sering muncul saat menyusui adalah: ASI aku cukup nggak ya?

Perlu aku tekankan kalau produksi ASI itu on demand. Jadi semakin sering disusui, otomatis produksi ASI akan meningkat. Begitu juga sebaliknya.

Namun ada masa di mana produksi ASI menurun. Entah itu karena kelelahan, kurang asupan makanan dan minuman bergizi, frekuensi menyusui yang jarang, atau stress.

Waktu mas Deniz masih bayi, aku memang sangat memaksimalkan ASI karena saat itu mas Deniz termasuk picky eater dan sering GTM.

Tetapi karena workload pekerjaan, plus lokasi kerja yang jaraknya bisa dibilang sangat jauh (Depok - Rawamangun), stamina aku sangat terkuras. Aku selalu merasa kelelahan (fatigue) dan stress mikirin mas Deniz yang ditinggal kerja. Efeknya, produksi ASI menurun.

Pengalaman mencoba minuman soya untuk ibu menyusui

Demi memberikan ASI ke mas Deniz, aku mencoba berbagai cara mulai dari mengonsumsi suplemen dan ASI booster, bahkan pernah sampai minta donor ASI lho.

Entah sudah berapa banyak produk ASI booster yang aku coba waktu itu, salah satunya suplemen seperti Mo**co. Aku juga berikhtiar mengonsumsi kedelai yang memang dipercaya bisa membantu meningkatkan produksi ASI.

Oya, pak suami tuh jago banget bikin susu kedelai. Dulu waktu mas Deniz belum lahir, kami sering membuat susu kedelai sendiri. Pak suami malah pernah jualan susu kedelai di kantornya. Saat mas Deniz lahir, pak suami malah ndak sempat bikin dan aku pun udah keburu stress juga. Hahaha.

Akhirnya aku mencoba mencoba beberapa merk susu kedelai untuk ibu menyusui. Namun ada beberapa kekurangan yang aku temukan dari produk minuman ini.

1. Kemasan kurang praktis